filosofi kopi; &pindah lajur&
- kameraawa
- Oct 24, 2018
- 1 min read
(eyang; 08/18)
dua gelas long black dan sebuah asbak yang baru berisi sepuntung rokok menghiasi meja kami sore ini.
hanya ada aku dan tiga laki-laki lain di meja bundar ini.
'eeh, sama si dia masih?' tanyaku pada laki-laki berbaju merah di sampingku.
'hah? naha jol nanyain si eta.' kata sambil fokus dengan game di laptopnya.
'hahaha, gimana gimana? bukannya udah pindah lajur ya?' sahut laki-laki dihadapanku sambil menghisap rokoknya dan menaik-turunkan alisnya.
'teuing atuhh.'
aku terkekeh melihat dua orang di depanku saling menyalahkan; tiba-tiba aku malah teringat pelajaran mengemudi dari bapak. kata beliau, kalau mau pindah lajur, harus hati-hati dan penuh perhitungan. tapi kadang di detik-detik terakhir sebelum memutuskan untuk membanting setir, niatan pindah lajur itu kadang mesti urung. entah karena ada kendaraan yang lebih cepat di belakang hendak menyusul atau ternyata lajur tersebut tidak lebih baik dari yang sekarang.
jika tidak lebih baik, lebih baik tidak, ya kan?

Comments