Untuk Laki-laki yang Wajahnya Tak Saya Ingat Lagi

lucu sekali kalau malam itu saya sebut saya telah jatuh cinta; pada laki-laki yang cuma saya tahu nama depannya. barangkali kalau memang iya, lantas saya harus apa? rambut ikal dan mata teduhnya akan terus ingat tiap saya menatap bulan baru di langit kota saya yang kelabu. barang kali juga laki-laki yang wajahnya tak saya ingat lagi itu sudah milik perempuan lain atau sudah membumi atau jadi debu dan berkelan. tapi saya akan tetap jadi perempuan yang mencintai laki-laki yang hanya ia tahu nama depannya saja.

andai andai, perempuan itu berandai. memohon pada kedai kopi di sudut kotanya itu agar diputar kembali itu masa. hanya sekadar untuk melihat wajah cantik laki-laki itu atau cukup bertanya nama lengkapnya dan bersalaman sebelum pamit. atau mungkin semoga rasanya itu di dada bisa hilang saja seperti kepul asap rokok laki-laki itu di malam pertemuan satu purnama yang lalu.